Ini Dia Sesajen Untuk Penunggu Gunung Salak Agar Proses Evakuasi Sukhoi Lancar



Ini Dia Sesajen Untuk Penunggu Gunung Salak Agar Proses Evakuasi Sukhoi Lancar [ www.BlogApaAja.com ]

- Evakuasi korban pesawat Sukhoi Superjet 100 menyisakan banyak cerita. Di lereng Gunung Salak, Kabupaten Bogor itu, berbagai kisah mengemuka. Tak hanya menegangkan dan melelahkan, aroma mistis pun mewarnai proses pencarian.

Kisah mistis terjadi saat tim evakuasi bersiap mencari pesawat. Sosok Abah Uci tiba-tiba muncul. Lelaki berusia 111 tahun itu adalah kuncen (juru kunci) Gunung Salak. Sebelum melakukan proses pencarian, Abah Uci melakukan ritual.

Bukan hanya komat-kamit di hadapan api unggun, Abah Uci membakar petai dan ikan asin. Katanya, dua jenis makanan itu merupakan sesajen sebelum tim bergerak mencari korban pesawat Sukhoi. Saat itu Abah Uci yakin pesawat bisa ditemukan asal memenuhi syarat.

Berbekal golok, Abah Uci menembus belantara hutan Gunung Salak. Tanpa menafikan tugas tim evakuasi, sesajen yang diberikan pria yang sudah beruban itu, lokasi jatuhnya pesawat SSJ 100 akhirnya ditemukan di Puncak Salak Dua Gunung Salak.

Keberadaan kuncen tidak bisa dipandang sebelah mata. Sedikitnya ada sembilan kuncen yang memiliki andil besar terhadap penemuan lokasi pesawat buatan Rusia itu. Mereka berpencar mendampingi rombongan tim SAR yang membuka jalur evakuasi dari beberapa lokasi.

Abah Uci, misalnya. Dia ikut mendampingi tim relawan di jalur evakuasi Kampung Loji, Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong. Berkat bantuan Abah Uci pula, tim relawan akhirnya bisa sampai di lokasi jatuhnya pesawat.

"Tanpa lampu senter, Abah Uci menerobos gelapnya malam di hutan belantara Gunung Salak. Alasannya, dia silau kalau menggunakan lampu senter," kata Andri Gunawan (32), seorang relawan.

Berkat keyakinannya, Abah Uci dan rombongan relawan tak tersesat selama dalam perjalanan. Mereka pun sampai di lokasi dengan selamat. "Ada ritual pembakaran petai dan ikan asin peda merah yang dilakukan sebelum dan dalam perjalanan," tuturnya.

Cerita Ading (33) lain lagi. Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) itu mengaku menemukan potongan tubuh manusia yang diduga pilot Sukhoi Superjet 100. Dia ditemukan di jurang dengan kedalaman sekitar 250 meter.

"Potongan kepala yang diduga pilot itu ditemukan pada Kamis (10/5) pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Rambutnya masih terlihat berwarna pirang dengan memakai kemeja berwarna biru. Di dekat potongan tubuhnya kami juga menemukan dua buah dompet serta serpihan buku berbahasa Rusia. Sementara di antara pepohonan terdapat semacam parasut yang tersangkut," kata Ading.

Ading tak menampik perjalanan menuju lokasi ditemukannya pesawat Sukhoi Superjet 100 sangat melelahkan. Medan yang terjal dan kondisi cuaca yang kerap berubah-ubah menjadi kendala. Meski begitu, dia berhasil sampai ke lokasi melalui jalur evakuasi Posko Kandang Sapi di Kampung Pasir Pogor Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk.

"Kami hanya berbekal tiga liter air minum tanpa makanan. Peralatan pun tidak ada. Hanya mengandalkan tangan dan kaki untuk mencapai lokasi. Lokasi ditemukannya potongan tubuh dan material pesawat berada di antara dua tebing," tuturnya.

Sementara itu, lokasi helipad di Lapangan Sepak Bola SMPN 1 Cijeruk hingga kini masih dipadati warga. Suasana sekitar lokasi transit helikopter yang mengevakuasi kantong seakan menjadi objek wisata baru di daerah tersebut.

Beberapa halaman penduduk pun tampak berubah menjadi tempat parkir motor. Begitu juga dengan warga, banyak yang sengaja datang hanya untuk melihat lokasi helipad.

"Enggak sedikit yang sekadar berfoto-foto dekat lokasi helipad," jelas Saeful warga Pasir Pogor yang berjualan kopi dan gorengan di selasar gedung sekolah SMPN 1 Cijeruk.

Petugas pun terlihat sulit mengatur kendaraan yang datang ke lokasi helipad. Gedung sekolah menjadi tempat istirahat para tim SAR baik dari Indonesia maupun Rusia.

Bagi para jurnalis, kehadiran pedagang ini cukup membantu untuk kebutuhan makan dan minum mereka. "Harga pun cukup wajar," ujar Yopi dari PosKotayang sudah dua hari menginap di lokasi helipad.


Follow On Twitter