Ini Kandungan Krim Pemutih Kulit Yang Membahayakan



Menggunakan krim wajah seperti sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dilewatkan oleh wanita. Jenis krim yang ada saat ini lebih beragam, disesuaikan dengan permasalahan kulit. Salah satu krim wajah yang cukup laku di pasaran adalah produk-produk pemutih.

Namun, produk pemutih tidak seaman yang Anda kira. Sebagai konsumen Anda harus cermat dalam memilih produk untuk kulit. Sangat disarankan untuk mengetahui bahan apa yang menjadi campuran dari krim yang Anda beli, karena salah dalam memilih produk menyebabkan masalah kulit yang semakin parah.

Ini Kandungan Krim Pemutih Kulit Yang Membahayakan [ www.BlogApaAja.com ]

Menurut dr. Nenden bahan yang sangat berbahaya yang sering disalahgunakan produsen krim pemutih "nakal" adalah memasukkan merkuri. Memang kandungan merkuri dapat memutihkan kulit dengan cepat, tapi bahaya yang akan terjadi sangat besar.

"Kandungan merkuri nggak aman, bisa merangsang kanker kulit, merusak pigmentasi dan menganggu sel yang menahan kulit dari matahari," ungkap dr. Nenden Prabu, SpKK, saat diwawancarai Wolipop, Jumat (7/9/2012).

Dokter yang berpraktek di Obagi Dermatology Medical Clinic, di Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu menyarankan untuk memilih produk pemutih yang aman, berasal dari herbal, vitamin C atau senyawa arbutin. Arbutin merupakan senyawa yang diperoleh dari bahan alami dan disebut sebagai agen pemutih yang natural.

Menggunakan bahan-bahan yang aman memang tidak menjanjikan kulit putih secara instan. Butuh waktu sekitar tiga sampai enam bulan, tergantung kondisi kulitnya. Sedangkan menggunakan merkuri, kulit bisa putih dalam waktu satu sampai dua minggu, tapi bahaya yang mengintai sangatlah besar.

Perawatan untuk memutihkan kulit lainnya yang aman adalah dengan menggunakan laser. Laser bisa digunakan jika kondisi flek sangat dalam pada kulit. Saat ini juga tersedia obat yang diminum untuk memutihkan.

"Kombinasi produk luar dan dalam bisa membantu. Perawatan luar dengan menggunakan krim, laser. Perawatan dalam minum obat yang mengandung kulit pinus yang dijadikan pil. Pil tersebut berasal dari Prancis Selatan," ungkap dr. Nenden.

Follow On Twitter