Washington - Akhir Juni lalu, lembaga kelautan Amerika Serikat, National Ocean Service, merilis sebuah kabar mengejutkan bahwa putri duyung tidak ada. Tentu yang mengejutkan bukan isi berita itu, melainkan mengapa badan pemerintah yang mengurus fenomena sains kelautan sampai mengkonfirmasi mitos tersebut.
Namun juru bicara lembaga itu menyatakan posting berita putri duyung tersebut adalah suatu cara untuk mengedukasi masyarakat. Mereka juga ingin menghapus mitos tentang perempuan cantik dengan tubuh bagian bawah berekor seperti ikan itu.
Berita itu tampaknya sengaja dikeluarkan bertepatan dengan acara televisi Animal Planet bertajuk "Mermaids: The Body Found" tentang penemuan sesosok tubuh yang diperkirakan adalah putri duyung. Tayangan yang diputar pada akhir Mei itu menyajikan kemungkinan adanya kebenaran di balik legenda makhluk mitos putri duyung.
National Ocean Service, sebuah badan di bawah National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), membantah adanya putri duyung. "Tak ada bukti ada makhluk menyerupai manusia akuatik yang pernah ditemukan," demikian isi pengumuman singkat tersebut. Namun juru bicara NOAA menolak mengkonfirmasi apakah pengumuman itu adalah tanggapan langsung terhadap tayangan yang disajikan dalam format dokumenter tersebut.
Referensi tentang tak adanya manusia akuatik atau aquatic humanoids itu menyerang teori kontroversial yang disebut teori kera akuatik, yang menunjukkan bahwa manusia mengalami tahap akuatik dalam proses evolusinya di masa lalu. Pakar antropologi John Hawk, yang menyebut teori itu sebagai "pseudoscience" dalam blognya, mengatakan teori tersebut tidak memperoleh dukungan dari para ilmuwan.
Dalam acara itu, Animal Planet menyimpulkan bahwa tayangan tersebut adalah "sebuah kisah tentang kemungkinan evolusioner yang berlandaskan pada sebuah teori ilmiah radikal--Teori Kera Akuatik--yang mengklaim bahwa manusia memiliki tahap akuatik dalam perjalanan evolusioner di masa lampau".
[]